Dear...

Daisypath Wedding tickers

Tuesday, December 21, 2010

Cek Kesehatan di Puskesmas


Pagi tadi adalah jadwal kami mengunjungi Puskesmas. Sesuai dengan runtutan setelah mengurus surat N-N itu, kami memang diminta ke Puskesmas Depok II untuk memeriksa kesehatan (dan suntik TT untuk calon pengantin perempuan) sebelum melanjutkan ke KUA. Calon pengantin pria juga memeriksakan kesehatan di Puskesmas yang sama dengan calon pengantin perempuan.

Maka berangkatlah kami pagi tadi ke Puskesmas dengan harapan selesai semuanya hari ini.

Tapi nggak bisa.



Rupanya, urusan Puskesmas nggak hanya sekedar suntik TT, namun satu rangkaian panjang penuh penantian yang nggak bisa dibagi-bagi ke dalam beberapa kunjungan. "Harus selesai satu rangkaian ini, Mbak," ujar Ibu Bidan sambil mengukur tensiku.

Jadi, beginilah urutannya.

Pertama datang pukul 8.15 pagi, aku dan Arya langsung mendaftar. Tapi nggak semudah itu. Untuk mendaftar pun harus mengantri. Dan meski kupikir pukul 8.15 itu termasuk pagi, ternyata kami mendapat urutan ke 56. Iya, lima puluh enam!

Dan antrian yang sedang berjalan sudah sampai urutan 30. Hm...ini berarti 26 orang lagi.

Lalu setelah mendaftar, aku mendapat no urut 10 untuk cek di Bagian KIA dan no urut 11 untuk cek di Bagian Gigi. Sementara Arya mendapat no urut 19 untuk cek di Bagian Umum.

Tik-tok-tik-tok.

Urusan Arya sudah selesai, dan aku masih belum dipanggil. Perpindahan dari angka 8, ke 9, lalu ke 10 membutuhkan waktu yang lammmma!

Tapi kemudian aku dipanggil. Proses kedua ini di Bagian KIA. Di sana aku diminta menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar lengan, dan disuntik TT. Setelah itu kupikir rangkaiannya sudah selesai.

Ternyata belum.

Ibu Bidan KIA memintaku kembali ke kasir, untuk kemudian melanjutkan pemeriksaan di Laboratorium mereka - di mana aku harus menyerahkan urin - lalu menunggu hasil sambil mengantri lagi untuk ke Bagian Gigi. Proses ketiga.

Aku pun mengantri lagi.

Setelah urusan Bagian Gigi selesai, aku diminta langsung ke Bagian Gizi setelah hasil laboratorium keluar. Maka aku menunggu.

Tak lama, Mbak Petugas Lab memanggilku untuk kembali masuk ke ruangannya. Dia menyerahkan hasil sambil meminta sampel darah. Ternyata pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan hamil atau tidak. Oh, baru tau.

Selesai dari ruangan ini, aku langsung melanjutkan ke proses keempat, yaitu ke Bagian Gizi. Di sana aku diberi tahu banyak hal tentang kesehatan - terutama bila nantinya hamil. Aku diberi tahu bahwa susu formula untuk ibu hamil tidak disarankan, ASI eksklusif selama enam bulan diharuskan, dan makanan pendamping sebaiknya dibuat sendiri.

Intinya itu.

Oke-oke-oke.

Untuk proses kelima, di Bagian Psikologi, aku dan Arya harus masuk bersama. Aku nggak membayangkan kami akan dites apa, tapi ternyata aneh sekali. Kami hanya diminta duduk, menuliskan nama dan data diri, lalu ditanyai kapan kami mulai pacaran.

"Dua setengah tahun," jawabku.

"Jadi, dari waktu kuliah ya?" tanyanya. Coba, bayangkan dari mana dia bisa menebak-nebak ini?

"Kenalnya iya, tapi pacarannya baru dua setengah tahun yang lalu."

"Jadi sudah kenal lama ya?"

"Iya." Mulai terasa aneh.

"Ada yang mau diceritakan?"

"Hm..."

"Ada masalah?"

"Hm..."

Mbak Petugas Bagian Psikologi jelas sekali bingung mau berkata apa lagi. Akhirnya kami keluar sambil merasa kunjungan ke Bagian Psikologi ini sama sekali nggak penting.

Setelah itu kami masih harus kembali lagi ke Bu Bidan KIA untuk menyerahkan semua data yang sudah kami terima. Lalu ke kasir, menunggu sebentar untuk dibuatkan surat pengantar ke KUA, dan kemudian keluar dari Puskesmas.

Total waktu kunjungan kami ke Puskesmas adalah tiga jam. Karena waktu sudah terlalu siang, dan kantor sudah memanggil-manggil, maka kunjungan ke KUA ditunda keesokan harinya.



- indie -

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...