Dear...

Daisypath Wedding tickers

Tuesday, December 28, 2010

Mau Akad Jam Berapa Jadinya?


Perkara pemilihan jam di KUA ternyata lebih rumit dari sekedar memajukan atau memundurkan jam. Jadi waktu beberapa hari setelah pulang dari KUA, kami gunakan untuk menentukan jadwal yang paling sesuai.

Tadinya aku beranggapan bahwa lebih baik memundurkan waktu hingga jam 8, sementara Arya memilih memajukannya pada jam 7. Alasanku, karena pihak KUA berjanji proses keseluruhan hanya akan memakan waktu paling lama 20 menit. Selain itu, aku juga khawatir keluarga yang lain akan terburu-buru siap apa bila dimajukan jam 7.

Sementara alasan Arya karena agar ada waktu luang yang cukup lama untuk rias setelah acara akad.

Wednesday, December 22, 2010

Kembali ke KUA


Yippie! Akhirnya urusan KUA (agak) beres!

Akhirnya kami bisa memasukkan tanggal dan jam akad nikah agar bisa diatur untuk penghulunya nanti. Dan kami mendapat urutan pertama, karena menurut Ibu Pegawai KUA, tanggal kami masih jauh. :) Sebagai informasi, pendaftaran ini paling lambat sebenarnya 10 hari sebelum hari pelaksanaan, dengan resiko tidak bisa memilih jalan

Tapi menurut Mbak Donna, lebih baik secepatnya. Dan kami setuju.

Tuesday, December 21, 2010

Cek Kesehatan di Puskesmas


Pagi tadi adalah jadwal kami mengunjungi Puskesmas. Sesuai dengan runtutan setelah mengurus surat N-N itu, kami memang diminta ke Puskesmas Depok II untuk memeriksa kesehatan (dan suntik TT untuk calon pengantin perempuan) sebelum melanjutkan ke KUA. Calon pengantin pria juga memeriksakan kesehatan di Puskesmas yang sama dengan calon pengantin perempuan.

Maka berangkatlah kami pagi tadi ke Puskesmas dengan harapan selesai semuanya hari ini.

Tapi nggak bisa.

Monday, December 20, 2010

Tiga

 
Tiga! Angka prima ganjil yang pertama. Nomor atom Litium. Dan tiga, seperti banyaknya periode di permainan hoki!

Tiga, lalu dua, kemudian satu.

Tiga bulan, Sayang. Dua belas minggu. Sudah saatnya-kah kita menghitung mundur minggu? Lagi-lagi jam berdetak terlalu cepat, meski aku sadar kita memang dikejar waktu.

Semua semakin tertata, sekaligus tak tertata. Yang tampak sudah tertata, yang tak tampak mulai bermunculan dalam bentuk detail. Banyak!

Minggu ini juga sama saja, pasti akan terasa sangat super cepat! Jadwal janjian dengan vendor sudah menumpuk, padahal hari yang tersedia cuma tujuh, jam yang tersedia cuma dua puluh empat per hari, dan energi yang ada tidak bertambah. Itu, harus dibagi dengan banyak hal.

Tapi tak apa. Kita harus mencoba menyesuaikan langkah dengan detak waktu. :)



- indie -

* Gambar dari sini.

Friday, December 17, 2010

Dekorasi, Rias, dan WO


Kemarin aku dan Mama kembali mengunjungi Bu Lies untuk bertemu dengan Bu Lies sendiri, dan Pak Adang. Dekorasi yang belum terurus hingga kemarin, akhirnya bisa dibicarakan langsung dengan Pak Adang. Salah satu kesulitanku memang mencari waktunya.

Salon Kartini buka jam 9 pagi dan tutup jam 3 sore, dan hanya buka di hari kerja. Sementara jam kerjaku dari pukul 8 pagi hingga 4 sore dan masuk di hari Sabtu. Selain itu, jarak dari kantorku ke salon Kartini cukup jauh (untuk ukuran Jogja), sekitar 30 menit perjalanan.

Jadi, untuk ke sana, aku nggak bisa mendadak.

Saturday, December 11, 2010

Monniversary: Desember!


Happy Monniversary!

Satu bulan lagi sudah berlalu. Semakin hari, semakin aku yakin akan jalan yang kita tempuh ini. Semakin aku yakin pada kita.

Bukan berarti sebelumnya aku nggak yakin. Aku nggak akan bilang ya padamu, kalau aku nggak yakin. Hanya saja, semakin hari, semakin banyak yang aku pelajari tentang kamu dan tentang kita.

Kamu juga belajar terus kan, Cundut?

Aku sadar, semua ini akan berjalan mulus kalau kita terus, terus, dan terus belajar tentang masing-masing. Sama seperti waktu dulu kamu mempelajari apa makanan favoritku, siapa aku, apa hobiku, hingga hal-hal apa yang aku nggak suka. Ingat, nggak?

Aku juga belajar, Cundut. Mungkin agak telat, tapi seperti yang sering aku tulis di surat lamaran pekerjaan, I'm a fast learner.

Perjalanannya akan panjang sekali. Aku tahu itu. Itu kenapa, sejak sekarang aku ingin memintamu untuk jangan berhenti belajar tentangku, sama seperti aku yang nggak akan berhenti belajar tentangmu.

Oke, Cundut?



Luvyu,


- indie -

Friday, December 10, 2010

Akhirnya Memesan Undangan


Setelah keributan kecil mengenai perbedaan kultur yang mempengaruhi bentuk undangan, akhirnya tercapai kata mufakat. Aku dan Arya lega.

Kami pun mempercayakan percetakan undangan kami di Uluwatu milik Mbak Tyas, tempat yang sama dengan tempat kakakku memesan undangannya. Yah, paling tidak menurut Mas Ian dan Mbak Donna, Uluwatu cukup memuaskan.

Thursday, December 9, 2010

Katering: Berapa Gubuk? Menunya Apa?


Minggu lalu katering (akhirnya) sudah ditetapkan. Sebelumnya memang sempat ada kebimbangan antara dua tempat katering yang sama-sama menarik. Tapi kemudian, pilihan kami jatuh pada Katering Karunia (Ibu Sayid). Keputusan ini berdasarkan suara terbanyak - dan karena salah satu makanan mereka ada yang aku suka.

Maka, aku, Mama, dan Mbak Ta pun segera menyempatkan diri mengunjungi katering tersebut di jam istirahat makan siangku. Sebelumnya, Mama sudah memilih-milih menu dari rumah, bersamaku. Tapi ternyata begitu sampai di kantor Karunia, mereka punya pertimbangan lain, dan akhirnya kami memodifikasi pesanan kami.

Wednesday, December 1, 2010

Desember!


O' o! Bulan Desember sudah datang. Penghujung tahun. Sebentar lagi kalender-kalender lama harus diganti, berarti seharusnya aku mulai sibuk mencari kalender baru dari sekarang.

Anyway, bulan November berlalu begitu cepatnya. Mungkin ini ada pengaruhnya dengan Gunung Merapi yang nggak berhenti meletus. Bahkan, sampai sekarang statusnya masih awas.

Kegiatan perencanaan pun terpaksa berhenti sebentar. Semua lebih sibuk dengan apa yang ada di hadapannya.

Wednesday, November 24, 2010

Potensi?


Dalam perjalanan kami ke Solo beberapa hari yang lalu, aku tiba-tiba terpikir apa sih yang buat Arya begitu mencintai aku? Hingga rela berkorban banyak untukku. Banyak sekali. Yang kumaksud di sini bukanlah materi, tapi lebih pada waktu, mimpi, hingga pertemanan dan hal-hal lain yang membuat manusia 'hidup'.

"Kalau ada jawabannya, berarti itu bukan cinta, Cundut," jawabnya saat aku bertanya.

Oke, aku ubah pertanyaannya. Kualitas apa yang kamu temukan di aku, yang bisa membuatmu jatuh cinta? Atau, sederhananya, kualitas apa yang ada di aku yang kamu suka?

"Oh gitu... sebentar aku pikir," jawab Arya sambil menyetir.

Tuesday, November 23, 2010

Save the Date!


Perihal memilih tanggal, seharusnya aku tulis di awal-awal. Tapi aku lupa. Beberapa hari yang lalu, Dhira menanyakan tentang bagaimana caranya hingga tercetus tanggal 20 Maret 2011. Apakah itu tanggal baik? Bagaimana cara menghitungnya?

Tanggal baik sih, tapi tanggal baik dari sisi mana ya?

Jujur saja, untuk memilih tanggal ini alasannya murni bukan tanggal baik menurut adat atau agama. Karena kebetulan, ayah dan ibuku tidak percaya pada tanggal baik. Prinsipnya, semua tanggal itu baik... asal, tidak merepotkan.

Saturday, November 20, 2010

Empat


Empat, Sayang! Empat seperti banyaknya elemen di bumi ini. Empat seperti banyaknya kaki hewan kesukaanku - kuda. Empat seperti banyaknya telur dalam setusuk sateku semalam!

Hanya tinggal empat bulan lagi.

Ini akan cepat sekali. Aku merasa sedikit tergesa-gesa sekarang. Terlebih karena banyaknya waktu yang terbuang akibat Gunung Merapi meletus. Sekarang sudah aman, dan kita sudah harus mulai bergerak lagi.

Semoga semua cepat kembali normal ya, Cundut.

Empat bulan pastilah akan cepat sekali berlalu. Empat bulan hanya terdiri dari 16 hari Minggu. Lihat bukan? Sedikit sekali hari Minggunya.

Tapi aku senang sudah ada jadwal yang lebih pasti dari urusanmu. Aku berdoa untuk yang terbaik, dan segera selesai, lalu kamu bisa segera melangkah... dan membelikanku peningset. Hihi!

Minggu depan aku akan segera mengurus masalah undangan, dekorasi dan rias, serta katering. Uh. Semoga nggak ada halangan lagi ya...



-indie-

Thursday, November 18, 2010

Rumah di Kemuning: Anyone?

Setelah menikah nantinya, tentulah kami berpikir akan tinggal di mana. Pilihannya tetap di Jogja, atau ikut Arya entah ke mana. Tapi kayanya aku akan tetap tinggal di Jogja untuk sementara waktu karena ada rencana-rencana yang harus diselesaikan.

Ngomong-ngomong tentang rumah, aku jadi ingat, salah satu tugas lain yang harus aku kerjakan menjelang pernikahan kami adalah menjual salah satu rumah orang tuaku. Bukan, rumah ini bukan dijual untuk membiayai pernikahan, tapi akan dibelikan rumah lain di kawasan perumahan.

Thursday, November 11, 2010

Monniversary: November!


Happy Monniversary!

Nggak terasa, sudah satu bulan lagi berlalu. Tapi bulan ini berbeda, Cundut. Semua orang Jogja juga merasakannya. Ya karena kondisi Gunung Merapi, karena abunya, karena banyaknya pengungsi... semua jadi terasa penat, mengancam, dan sibuk.

Tapi aku bersyukur kamu ada di sekitarku. Ketika zona bahaya diperluas dan hujan abu turun semalaman, di rumah semua panik. Tapi aku nggak begitu panik - paling nggak, nggak sepanik biasanya - karena ada kamu di sekitarku. Kamu bahkan ikut menginap di rumah karena kondisinya sedang tak menentu, dan aku butuh kamu untuk membantuku menenangkan suasana rumah (dan perasaanku).

Sebenarnya nggak cuma itu, aku juga senang bisa bertemu denganmu seharian penuh. Hihi!

Begitu yang aku suka darimu. Ketika aku panik, kamu nggak justru menambah kepanikanku atau membuatku kesal. Ketika aku lagi jatuh, kamu yang akan mengangkatku. Dan juga sebaliknya. Akan selalu begitu, bukan?


Luvyu,


-indie-

Wednesday, November 10, 2010

Berhenti Sebentar...


Gunung Merapi meletus sejak tanggal 26 Oktober 2010. Hingga sekarang ratusan ribu telah menjadi korban dan harus mengungsi, sementara sekitar 150 orang meninggal.

Dari puncak gunung, letusan terus berlangsung - yang menurut Surono, ini justru bagus karena berarti jalan keluarnya masih lancar dan kemungkinan ledakan eksplosif besar berkurang meski tekanan gas di dalamnya masih kuat. Hanya saja, akibatnya hujan abu dan pasir bisa turun kapan saja.

Tuesday, November 2, 2010

Grafir Cincin Salah!


Pihak Elegance meneleponku untuk memberitahu bahwa cincin yang kami pesan sudah siap dan bisa diambil. Aku pun segera membuat jadwal untuk mengunjungi toko tersebut keesokan sorenya.

Ketika sampai di tokonya, kami menunjukkan struk pesanan kami dan Mbak Penjual segera mengeluarkan cincin-cincin itu. Aku menerima kedua cincin yang diberikan dengan antusias, sementara Mbak Penjual menyiapkan kotak dan surat-suratnya.

Monday, November 1, 2010

November!

Bulan kembali berganti. Sekarang sudah masuk bulan November, bulannya para pria di keluarga besarku. Apakah sudah mulai terasa kekalutannya? Masih sama, sebenarnya. Hanya saja, karena Gunung Merapi semakin bergejolak, kekhawatiran tersendiri justru muncul.

Tapi secara keseluruhan, bulan Oktober berhasil kuselesaikan dengan baik.

Saturday, October 30, 2010

Ke Vendor Undangan


Pada hari yang sama, kami juga menyempatkan diri mengunjungi vendor undangan yang juga digunakan oleh kakakku: Uluwatu. Seperti KUA, ketika ke sana, kami belum berniat untuk langsung memesan. Kami hanya ingin bertanya masalah harga.

Well, ternyata untuk undangan seperti yang aku inginkan (yang sederhana tapi manis dan hampir sama dengan milik kakakku), biayanya tidak mencapai Rp 10.000,-. Bahkan justru sedikit di bawah ekspektasiku.

Pagi-pagi ke KUA


Beberapa hari yang lalu, satu hari setelah Mbah Maridjan meninggal, aku dan Arya akhirnya mengunjungi KUA daerahku, yaitu KUA Depok, Yogyakarta. Setalah bertanya-tanya pada kakak yang menikah tahun kemarin dan diberi ancer-ancer spesifik, kami meluncur ke KUA tersebut pagi-pagi, sebelum berangkat ke kantor.

"Dilihat bener-bener karena plangnya kecil sekali," saran Dadok, kakakku.

Tuesday, October 26, 2010

Gedung Seisinya


Setelah memilih gedung yang ingin dipakai untuk acara resepsi, sangat disarankan untuk bertanya-tanya tentang kelengkapan gedung tersebut. Seperti yang kulakukan kemarin.

Kami telah memesan gedung Grha Sabha Pramana (GSP) sejak awal perencanaan. Bagi kami, gedung harus secepat mungkin dipesan. Terlebih, pilihan gedung yang mampu menampung tamu lebih dari 1000 undangan (ini berarti sekitar 2000 orang) nggak banyak. Hanya GSP, kemudian Jogja Expo Center.

Kami memilih GSP.

Wednesday, October 20, 2010

Lima


Lima seperti dalam Lima Sekawan, buku favoritku sewaktu kecil. Lima seperti lima detik! Lima seperti menghitung dengan satu tangan.

Akan secepat itu. Satu jari sudah ditekuk untuk menghitung mundur, jari-jari yang lain akan segera menyusul. Apakah kamu sudah siap, Cundut? Apakah kita sudah siap?

Mungkin hal-hal yang harus dikerjakan sudah tercetak jelas di lembar-lembar kertas yang kuberikan padamu. Tapi banyak yang tak terlihat di sana.

Apakah kita sudah siap untuk bertengkar dan dapat segera berbaikan kembali? Apakah kita sudah siap untuk belajar menyiasati kebosanan nantinya? Apakah kita sudah siap untuk belajar hidup tanpa cinta yang sama seperti saat ini?

Kata mereka, di sepanjang perjalanan nantinya, cinta akan hilang. Akankah perasaan ini hilang? Mampukah kita menghadapinya?

"Jangan khawatirkan itu sekarang," katamu.

Aku tahu. Aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya mencoba melihat ke depan, sedikit agak jauh. Mencoba membayangkan apa yang akan terjadi jika perasaan ini mulai pudar.

"Pernikahan bukan melulu tentang cinta, tapi tentang komitmen," ujarmu dulu sekali.

Komitmen. Seperti mentato di wajah, menurut film yang baru saja ku tonton semalam. Aku setuju, Cundut. Dan aku yakin pada komitmenmu, seperti yang telah kamu jalani selama ini. Let's face it. :)



- indie -

Monday, October 18, 2010

Perkara Eyang


Melihat gedung tinggi yang baru dibangun tanpa tempat parkir memadai, Arya mengomel.

"Ini-itu-ini-itu...bla-bla-bla..."

Memang menyebalkan. Gedung itu dibangun di sisi jalan yang setiap sore sudah menimbulkan kemacetan. Apalagi bila ditambah dengan gedung tanpa tempat parkir seperti itu.

Friday, October 15, 2010

Tabel, Tabel, dan Tabel Lagi!


Sejak awal minggu ini, aku mempunyai kesibukan baru: merapikan rencana pernikahanku. Aku baru sadar ternyata rencana yang diawang-awang itu semakin lama semakin mbundet. Akhirnya kuputuskan untuk membuat beberapa tabel untuk memudahkan.

Tuesday, October 12, 2010

Pesta Pernikahan Ideal?


Melaksanakan pesta pernikahan di Indonesia, sesuai dengan adat umumnya di Indonesia, membuatku tidak akan terlalu banyak menuntut tentang pesta itu sendiri.

Di Indonesia - atau paling nggak di lingkunganku - sebuah pesta pernikahan lebih cocok disebut sebagai pesta orang tua mempelai. Bagaimana tidak, 80% undangan pastilah akan dipenuhi dengan nama-nama rekan, sahabat, dan kolega orang tua.

Sama seperti dalam perencanaan pesta pernikahanku. Pesta pernikahan menjadi milik semua orang.

Monday, October 11, 2010

Monniversary: Oktober!


Happy monniversary, Cindut!

Terima kasih untuk satu bulan yang menyenangkan (lagi), walaupun aku ditinggal terus. Walaupun kita sama-sama sibuk.

Semoga di bulan-bulan ke depan, kita makin bisa saling mengerti, sama-sama belajar, sama-sama sabar - terutama kamu, karena aku pemarah dan gampang panik. :p Hihi!

Aku butuh kamu untuk mengembalikanku ke daratan, setiap aku mulai melayang-layang atau malah tenggelam.

Sampai jumpa nanti malam, Ndutgendut!




Luvyu,

-indie-

Saturday, October 9, 2010

Tragedi Foto KTP


Arya datang ke rumah sambil memamerkan KTP dan dua SIM barunya yang telah selesai diurus di Surabaya. Lengkap. Sekarang kami bisa lebih leluasa meminjam film di rental. Dan bisa mulai mengurus kelengkapan KUA kapan saja.

"Kok di fotoku aku kelihatan gendut ya, Sayang?" ucapnya.

Aku melihatnya, dan langsung tertawa di depannya. Hahahaha! Muka Arya terlihat bundar. Pipinya lebih lebar dari ukuran nyata. Rambutnya terlihat lebih pendek.

Thursday, October 7, 2010

KTP dan Pindah Rumah


Minggu ini adalah minggu identitas diri. Maksudku, karena bulan-bulan depan surat-surat KUA sudah mulai diurus, berarti secepatnya surat pelengkapnya harus di siapkan.

Dan itu berarti memeriksa kelengkapan yang paling dasar: identitas diri.

KTP-ku sudah mati sejak bulan Mei 2010, sementara punya Arya sudah mati bertahun-tahun. Makanya itu, kepulangan dia ke Surabaya minggu lalu membawa misi khusus yang belum terselesaikan dari dulu, yaitu memperbaharui KTP dan SIM, sambil mengurus surat pindah.

Aku di Jogja juga mengurus KTP-ku, yang akan jadi dalam waktu 4 hari.

Rencananya, kalau surat pindah sudah didapat, Arya akan segera mengurus KTP Jogja-nya dan pengurusan KUA dilaksanakan di Jogja semua, jadi tidak repot.

Tapiii... ternyata tak selancar itu.

Berita buruk dari Arya, pemindahan kependudukan membutuhkan waktu enam bulan sebagai penduduk sementara sebelum bisa mendapat KTP. Padahal pernikahan nggak sampai enam bulan lagi.

Aku kesal sekali. Tapi daripada beresiko, Arya pun memilih untuk memperbaharui KTP dan SIM saja, dan akan kembali ke Surabaya lagi untuk mengurus KUA.

Terserahlah. Yang penting, akhir bulan ini, semua urusan yang berkaitan dengan KUA harus sudah jelas. Nggak pakai menunda-nunda dan menganggap gampang lagi, ya?

 
- indie -


* Gambar diambil dari sini.

Monday, October 4, 2010

Oktober!



Memang belum saatnya panik, tapi tekanannya mulai terasa. Oktober baru saja datang. Oktober yang selalu mengingatkanku akan gurita gendut. 

Hujan masih terus mengguyur dan hawanya panas sekali - tak jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.

Tapi, semua tugasku di bulan September berhasil kuselesaikan. Yippie!

Friday, October 1, 2010

Cari-Cari Cincin Pernikahan


Ya-ya-ya. Memang nggak ada aturan yang mewajibkan sebuah pernikahan untuk menggunakan cincin. Tapi apa salahnya juga menggunakannya? Walaupun nggak ada di agama, itu ada di kebudayaan - meski asalnya dari daratan Eropa.

Kami pun 'berburu' cincin.

Karena telah cocok dengan toko tempat kakakku Dadok membuat cincin pernikahannya dulu, kami nggak terlalu repot survey dan membandingkan harga. Kebetulan, seleraku untuk perhiasan biasa saja.

Monday, September 27, 2010

Kapan Mulai Luluran?


Perawatan tubuh untuk calon pengantin, menurutku, memang diperlukan. Bukan sekedar untuk hura-hura, tapi tujuannya untuk mempersiapkan hari H.

Tujuan perawatan untuk membersihkan dan merawat. Kulit yang kusam dan kasar menjadi cerah dan halus - tapi bukan untuk menjadikan kulit berubah putih lo... Setahuku, kulit coklat hanya bisa menjadi putih kalau disuntik pigmen warna.

Friday, September 24, 2010

Perias All-in-One


Mendekati akhir bulan September, kesibukan mempersiapkan pernikahan semakin terasa. Setelah menunda beberapa kali, akhirnya kemarin aku dan Mama menyempatkan diri mengunjungi perias manten yang memang sudah dipesan.

Kami memilih Salon Kartini yang terletak di Jl. Taman Siswa. Selain karena kualitasnya memang bagus dan terpercaya, kebetulan Bu Lies Adang juga teman Mama.

Monday, September 20, 2010

Enam



Sayang, sekarang tinggal enam bulan lagi!

Enam angka sempurna, kata para ahli matematika. Karenanya, aku berharap semuanya akan sempurna di akhir nanti.

Aku tahu banyak rintangan, salah paham, mis-komunikasi, dan segala kekurangcocokan lain yang telah kita lewati. Dan aku yakin, masih akan tetap bermunculan satu per satu, terutama sekarang setelah bolanya mulai menggelinding bebas.

Tak mengapa, Sayang. Aku akan berusaha untuk tidak gampang menyerah dan gampang ngambek. Aku akan berusaha seperti kamu selama ini yang selalu terus mendorong dirimu satu tingkat dari yang kamu mampu.

Tapi, aku minta jangan menyembunyikan kebingunganmu. Jangan membuatku terlena dengan semua kenyamanan yang kamu hadirkan, bila itu memang tidak terlalu nyaman.

Aku tahu kamu ingin memberiku yang terbaik selama ini. Tapi bagiku lebih baik kita tetap mendarat di tanah, sambil berusaha menciptakan yang terbaik itu.

"Kamu yakin padaku?" tanyamu beberapa hari yang lalu.

Aku yakin padamu, Cindut. Jangan takut. *peluk-peluk*

Enam burung hinggap di pohon depan kantorku. Satu per satu pun berterbanganan. Enam bulan bukan waktu yang lama lho... :)



Luvyu,


-indie-

* Gambar diambil dari sini.

Sunday, September 19, 2010

Rapat Pertama: Panitia Inti



Rapat panitia pertama terbilang sukses. Pada rapat ini, agenda yang dibahas adalah penyusunan panitia inti dari internal keluarga. Arya tetap ikut, karena nantinya dialah yang akan menyampaikan hasil rapat ini ke keluarganya.

Secara, pernikahan di adat Indonesia merupakan pernikahan antara dua keluarga besar, bukan hanya dua orang saja.

Saturday, September 18, 2010

Dear Pre-Wedding Photographer,


Seberapa pentingkah foto pre-wedding dalam sebuah acara pernikahan?

Menurutku, cukup penting untuk memperkenalkan pasangan itu. Selain untuk dokumentasi pribadi yang dipajang di rumah nantinya, foto itu memang bisa untuk memperkenalkan pasangan sebagai properti dekorasi untuk pesta resepsi dan juga dicantumkan dalam undangan.

Tapi, seperti apakah foto pre-wedding yang baik itu?

Monday, September 13, 2010

Monniversary: September!


Happy (Belated) Monniversary!

Telat dua hari karena koneksi internet mati dan Mbak-Mbak Speedy cuma bisa bilang, "Akan kami tuliskan pengaduannya untuk segera diperbaiki." :(

Happy monniversary lagi! Aku tak ingat sudah berapa monniversary yang kita lewati, karena aku memang tidak ingin menghitung bulan-bulan itu seolah-olah akan ada akhirnya. Yang aku ingat ini adalah monniversary kedua kita terpisah kota.

Lagi-lagi kamu di Surabaya, dan aku di Jogja. Kali ini alasannya sama-sama mengemban kewajiban 'mudik-lebaran-bersama-keluarga'. Bedanya, aku tidak mudik.

Aku juga tidak menemanimu ke Surabaya tahun ini.

"Ini lebaran terakhirku sebelum ada keluarga sendiri," ujarmu saat aku bertanya apakah aku sebaiknya ke Surabaya. Maksudmu, ada aku?

Hihi. Terserah kamu deh, Sayang. Biar kamu bisa manja-manja sama keluarga, biar kamu bisa main-main sama teman-teman lamamu.

Insya allah tahun depan kita mudik bersama. Dan kalau sudah begitu, kamu nggak bisa pulang pagi setiap hari karena nongkrong-nongkrong dengan teman-temanmu.

Ah. Kalau sekarang ini, yang penting kamu pulang lagi ke aku.

Cepat pulang ya, Sayang! Kado monniversary-nya masih aku bawa, lho... :)



Misyu,


-indie-

Saturday, September 4, 2010

Makan Siang


Terima kasih, Ya Allah...

Terima kasih atas kekasih yang Kau berikan padaku. Kekasih yang tadi siang rela menemaniku makan burger, kentang goreng, lengkap dengan minumannya: Coca-Cola dingin. 

Maaf, Sayang. Tadi siang aku lapar sekali karena belum makan dari kemarin malam dan kebetulan hari ini sedang tidak puasa.

Hihi. Aku tahu, Moncstelndut. Aku ingat ini bulan puasa dan hari ini panasnya seperti kemarin. Panas nggak ketulungan.

"Cepetan dimakan, Sayang. Biar baunya nggak menggoda," ujar Arya sambil menyetir.

Hihi. Sroooot... *nyeruput Coca-Cola*

Luvyu.


-indie-



* Foto diambil dari sini.

Friday, September 3, 2010

September!


Oh. Benar, bukan? September tahu-tahu sudah datang. Tuh, lihat. Kertas kalender Agustus sudah dirobek.

September, Sayang! September yang banyak libur karena lebaran. September yang seharusnya sat-sate sumber - kata orang Jawa - tapi masih sering hujan.

Thursday, September 2, 2010

Nama Panggilan


Dulu sewaktu berkenalan dan berteman, aku memanggilnya 'Arya'. Kemudian kami jadian, dan aku tetap memanggilnya 'Arya'. Sampai suatu hari, aku lebih nyaman memanggilnya 'Sayang'.

Alhasil sahabatnya mengejeknya, karena rupanya dia bilang kalau pacaran nggak mau panggil pakai kata 'Sayang'.

Monday, August 30, 2010

Aku Nggak Mau Kerja

Permasalahan yang kerap muncul ketika akan menikah adalah merencanakan kehidupan menikah nantinya. Karena, pernikahan yang sebenar-benarnya baru dimulai setelah acara hura-hura perhelatan resepsi pernikahan selesai.

Nah, ini juga yang sering aku bicarakan dengan Arya. Salah satunya adalah masalah 'bekerja atau tidak bekerja'. Tapi sebenarnya itu bukan masalah besar, karena aku sudah membicarakannya bahkan ketika kami awal jadian dulu.

Saturday, August 28, 2010

Nomor Telepon Perias


"Mbak, periasnya udah dihubungi belum?"

"Udah. Udah booking tapi belum bayar DP," jawabku sambil terburu-buru bersiap-siap berangkat kantor.

"Ya udah, minta nomor teleponnya. Nanti Mama aja yang konfirmasi," sahut ibuku.

Thursday, August 26, 2010

Edisi Survey Vendor


Menurut jadwal yang sudah kami buat, bulan-bulan ini (Juli dan Agustus) adalah waktu kami untuk melakukan survey vendor. Karena memang banyak yang harus dipersiapkan, dengan waktu yang habis untuk bekerja, kami membuat waktu untuk survey ini dua bulan.

Daftar vendornya sih sebenarnya cukup panjang. Mulai dari gedung (yang harus sesegera mungkin dipesan), perias, souvenir, katering, undangan, cincin, hingga ke perawatan badan. Tapi entah mengapa, yang aku lakukan dalam dua bulan ini tidak banyak.

Kenapa begitu?

Wednesday, August 25, 2010

Bosan Nggak, Ya?


Aku tidak akan terlalu berharap bahwa kehidupan setelah menikah akan selalu dipenuhi kebahagiaan di setiap detiknya. Aku tahu bahwa akan banyak masalah kecil yang menjadi besar, perdebatan kecil yang sering terjadi, penyesuaian kebiasaan yang penuh gesekan, termasuk rasa bosan.

Tak peduli betapa besarnya rasa cinta, perasaan 'stuck' mungkin saja muncul. Katanya, datangnya bisa dari mana-mana - tapi seringkali dari rutinitas setiap hari.

Benarkah begitu? Bisakah kita tidak saling bosan?

Monday, August 23, 2010

Sweating the Small Stuffs


Beberapa hari ini aku sibuk membaca blog-blog para lesbian. Ya-ya-ya. Beberapa orang sempat menanyakan alasanku, bahkan Arya takut aku berubah menjadi lesbi.

Tidak, Sayang. Tidak akan. Aku masih mencintai kamu sebagai laki-laki kok. 

Anyway, kalau pun aku membaca blog-blog itu, itu bukan berarti aku ingin menjadi lesbian atau apa, aku hanya penasaran. Rasa penasaranku ini sepertinya sama dengan rasa penasaran yang dimiliki kebanyakan orang straight:

Bagaimana bisa seseorang mencintai sesama jenisnya? Apa yang dirasakan?

Saturday, August 21, 2010

Tujuh

Sayang, tujuh bulan lagi loh...

Tujuh seperti angka favoritmu. Tujuh seperti tanggal lahirmu. Tujuh seperti lamanya kamu menyukaiku sebelum akhirnya aku menerimamu (katamu!).

Hihi. Entah benar, entah tidak. Tapi jujur, aku tersanjung mendengarnya.

Blog ini, kusiapkan, sekaligus untuk menghitung mundur perjalanan kita, sebelum akhirnya kita akan memulai sebuah dunia baru - dengan berpusat pada kita berdua. Itu ide yang menyenangkan. Dan aku tidak sabar memulainya.

"Kamu harus sabar," katamu berulang kali. "Nggak kerasa kok waktunya..."

Seperti kesabaranmu menghadapiku? Seperti kesabaranmu menungguku? Seperti kesabaranmu melalui semua ini?

Ya-ya. Aku pasti bersabar, Sayang. Hanya, kadang kala aku begitu bersemangat menunggunya. :)


PS: Sabar. That's one of the things I love from you. :)



Luv,

- indie -


* foto dari sini.

Aloha...!

Akhirnya aku buat juga blog ini. Tadinya sama sekali nggak terpikir untuk buat pre-wed blog. Tapi, terus aku pikir, kenapa nggak?

Takutnya, nanti setelah kami nikah - suatu hari nanti entah kapan - aku merasa menyesal nggak pernah coba buat blog seperti ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...