Arya datang ke rumah sambil memamerkan KTP dan dua SIM barunya yang telah selesai diurus di Surabaya. Lengkap. Sekarang kami bisa lebih leluasa meminjam film di rental. Dan bisa mulai mengurus kelengkapan KUA kapan saja.
"Kok di fotoku aku kelihatan gendut ya, Sayang?" ucapnya.
Aku melihatnya, dan langsung tertawa di depannya. Hahahaha! Muka Arya terlihat bundar. Pipinya lebih lebar dari ukuran nyata. Rambutnya terlihat lebih pendek.
Hahahaha!
Aku terus tertawa mengejek, tapi Arya tidak tampak kesal. Dia malah tersenyum malu.
Lalu dua hari kemudian KTP-ku jadi. Aku terhenyak melihat foto hasil jepretan web-cam di ruangan kecil yang gelap, dengan dua lampu sorot dari arah bawah: kiri dan kanan.
Mukaku seperti diolor ke kanan-kiri. Pipiku bersinar putih akibat lampu sorot. Mataku tampak semakin cekung dan gelap karena terkena bayangan tulang pipi. Dan lampu sorot itu memberi sentuhan terakhir dengan menjadikan bibirku sebagai fokus.
"Cinduuuuuuut, kenapa mukaku seperti habis digebukin...?" teriakku di telepon. Seperti residivis, kalau kata Pak Bos Number Two.
Dan ajaibnya, Arya tidak tertawa mengejek. Dia hanya terkikik pelan.
"Nggak apa-apa, Sayang. Toh nggak akan ada yang lihat," ujarnya menenangkanku.
Aku yang pasti bakal sering lihat. :(
Tapi di KTP, tinggiku tertulis 170 cm. Rupanya aku diberi bonus banyak sentimeter oleh mereka.
"Kok di fotoku aku kelihatan gendut ya, Sayang?" ucapnya.
Aku melihatnya, dan langsung tertawa di depannya. Hahahaha! Muka Arya terlihat bundar. Pipinya lebih lebar dari ukuran nyata. Rambutnya terlihat lebih pendek.
Hahahaha!
Aku terus tertawa mengejek, tapi Arya tidak tampak kesal. Dia malah tersenyum malu.
Lalu dua hari kemudian KTP-ku jadi. Aku terhenyak melihat foto hasil jepretan web-cam di ruangan kecil yang gelap, dengan dua lampu sorot dari arah bawah: kiri dan kanan.
Mukaku seperti diolor ke kanan-kiri. Pipiku bersinar putih akibat lampu sorot. Mataku tampak semakin cekung dan gelap karena terkena bayangan tulang pipi. Dan lampu sorot itu memberi sentuhan terakhir dengan menjadikan bibirku sebagai fokus.
"Cinduuuuuuut, kenapa mukaku seperti habis digebukin...?" teriakku di telepon. Seperti residivis, kalau kata Pak Bos Number Two.
Dan ajaibnya, Arya tidak tertawa mengejek. Dia hanya terkikik pelan.
"Nggak apa-apa, Sayang. Toh nggak akan ada yang lihat," ujarnya menenangkanku.
Aku yang pasti bakal sering lihat. :(
Tapi di KTP, tinggiku tertulis 170 cm. Rupanya aku diberi bonus banyak sentimeter oleh mereka.
"Di Kelurahanmu bisa bikin berat badan jadi 45 nggak?" tanya Dhira via Facebook.
Yeah. :-S
PS: Terima kasih Tuhan, atas kekasih yang tidak suka tertawa mengejek meski foto KTP-ku hancur. :p
- indie -
No comments:
Post a Comment