Dear...

Daisypath Wedding tickers

Saturday, October 30, 2010

Ke Vendor Undangan


Pada hari yang sama, kami juga menyempatkan diri mengunjungi vendor undangan yang juga digunakan oleh kakakku: Uluwatu. Seperti KUA, ketika ke sana, kami belum berniat untuk langsung memesan. Kami hanya ingin bertanya masalah harga.

Well, ternyata untuk undangan seperti yang aku inginkan (yang sederhana tapi manis dan hampir sama dengan milik kakakku), biayanya tidak mencapai Rp 10.000,-. Bahkan justru sedikit di bawah ekspektasiku.

Pagi-pagi ke KUA


Beberapa hari yang lalu, satu hari setelah Mbah Maridjan meninggal, aku dan Arya akhirnya mengunjungi KUA daerahku, yaitu KUA Depok, Yogyakarta. Setalah bertanya-tanya pada kakak yang menikah tahun kemarin dan diberi ancer-ancer spesifik, kami meluncur ke KUA tersebut pagi-pagi, sebelum berangkat ke kantor.

"Dilihat bener-bener karena plangnya kecil sekali," saran Dadok, kakakku.

Tuesday, October 26, 2010

Gedung Seisinya


Setelah memilih gedung yang ingin dipakai untuk acara resepsi, sangat disarankan untuk bertanya-tanya tentang kelengkapan gedung tersebut. Seperti yang kulakukan kemarin.

Kami telah memesan gedung Grha Sabha Pramana (GSP) sejak awal perencanaan. Bagi kami, gedung harus secepat mungkin dipesan. Terlebih, pilihan gedung yang mampu menampung tamu lebih dari 1000 undangan (ini berarti sekitar 2000 orang) nggak banyak. Hanya GSP, kemudian Jogja Expo Center.

Kami memilih GSP.

Wednesday, October 20, 2010

Lima


Lima seperti dalam Lima Sekawan, buku favoritku sewaktu kecil. Lima seperti lima detik! Lima seperti menghitung dengan satu tangan.

Akan secepat itu. Satu jari sudah ditekuk untuk menghitung mundur, jari-jari yang lain akan segera menyusul. Apakah kamu sudah siap, Cundut? Apakah kita sudah siap?

Mungkin hal-hal yang harus dikerjakan sudah tercetak jelas di lembar-lembar kertas yang kuberikan padamu. Tapi banyak yang tak terlihat di sana.

Apakah kita sudah siap untuk bertengkar dan dapat segera berbaikan kembali? Apakah kita sudah siap untuk belajar menyiasati kebosanan nantinya? Apakah kita sudah siap untuk belajar hidup tanpa cinta yang sama seperti saat ini?

Kata mereka, di sepanjang perjalanan nantinya, cinta akan hilang. Akankah perasaan ini hilang? Mampukah kita menghadapinya?

"Jangan khawatirkan itu sekarang," katamu.

Aku tahu. Aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya mencoba melihat ke depan, sedikit agak jauh. Mencoba membayangkan apa yang akan terjadi jika perasaan ini mulai pudar.

"Pernikahan bukan melulu tentang cinta, tapi tentang komitmen," ujarmu dulu sekali.

Komitmen. Seperti mentato di wajah, menurut film yang baru saja ku tonton semalam. Aku setuju, Cundut. Dan aku yakin pada komitmenmu, seperti yang telah kamu jalani selama ini. Let's face it. :)



- indie -

Monday, October 18, 2010

Perkara Eyang


Melihat gedung tinggi yang baru dibangun tanpa tempat parkir memadai, Arya mengomel.

"Ini-itu-ini-itu...bla-bla-bla..."

Memang menyebalkan. Gedung itu dibangun di sisi jalan yang setiap sore sudah menimbulkan kemacetan. Apalagi bila ditambah dengan gedung tanpa tempat parkir seperti itu.

Friday, October 15, 2010

Tabel, Tabel, dan Tabel Lagi!


Sejak awal minggu ini, aku mempunyai kesibukan baru: merapikan rencana pernikahanku. Aku baru sadar ternyata rencana yang diawang-awang itu semakin lama semakin mbundet. Akhirnya kuputuskan untuk membuat beberapa tabel untuk memudahkan.

Tuesday, October 12, 2010

Pesta Pernikahan Ideal?


Melaksanakan pesta pernikahan di Indonesia, sesuai dengan adat umumnya di Indonesia, membuatku tidak akan terlalu banyak menuntut tentang pesta itu sendiri.

Di Indonesia - atau paling nggak di lingkunganku - sebuah pesta pernikahan lebih cocok disebut sebagai pesta orang tua mempelai. Bagaimana tidak, 80% undangan pastilah akan dipenuhi dengan nama-nama rekan, sahabat, dan kolega orang tua.

Sama seperti dalam perencanaan pesta pernikahanku. Pesta pernikahan menjadi milik semua orang.

Monday, October 11, 2010

Monniversary: Oktober!


Happy monniversary, Cindut!

Terima kasih untuk satu bulan yang menyenangkan (lagi), walaupun aku ditinggal terus. Walaupun kita sama-sama sibuk.

Semoga di bulan-bulan ke depan, kita makin bisa saling mengerti, sama-sama belajar, sama-sama sabar - terutama kamu, karena aku pemarah dan gampang panik. :p Hihi!

Aku butuh kamu untuk mengembalikanku ke daratan, setiap aku mulai melayang-layang atau malah tenggelam.

Sampai jumpa nanti malam, Ndutgendut!




Luvyu,

-indie-

Saturday, October 9, 2010

Tragedi Foto KTP


Arya datang ke rumah sambil memamerkan KTP dan dua SIM barunya yang telah selesai diurus di Surabaya. Lengkap. Sekarang kami bisa lebih leluasa meminjam film di rental. Dan bisa mulai mengurus kelengkapan KUA kapan saja.

"Kok di fotoku aku kelihatan gendut ya, Sayang?" ucapnya.

Aku melihatnya, dan langsung tertawa di depannya. Hahahaha! Muka Arya terlihat bundar. Pipinya lebih lebar dari ukuran nyata. Rambutnya terlihat lebih pendek.

Thursday, October 7, 2010

KTP dan Pindah Rumah


Minggu ini adalah minggu identitas diri. Maksudku, karena bulan-bulan depan surat-surat KUA sudah mulai diurus, berarti secepatnya surat pelengkapnya harus di siapkan.

Dan itu berarti memeriksa kelengkapan yang paling dasar: identitas diri.

KTP-ku sudah mati sejak bulan Mei 2010, sementara punya Arya sudah mati bertahun-tahun. Makanya itu, kepulangan dia ke Surabaya minggu lalu membawa misi khusus yang belum terselesaikan dari dulu, yaitu memperbaharui KTP dan SIM, sambil mengurus surat pindah.

Aku di Jogja juga mengurus KTP-ku, yang akan jadi dalam waktu 4 hari.

Rencananya, kalau surat pindah sudah didapat, Arya akan segera mengurus KTP Jogja-nya dan pengurusan KUA dilaksanakan di Jogja semua, jadi tidak repot.

Tapiii... ternyata tak selancar itu.

Berita buruk dari Arya, pemindahan kependudukan membutuhkan waktu enam bulan sebagai penduduk sementara sebelum bisa mendapat KTP. Padahal pernikahan nggak sampai enam bulan lagi.

Aku kesal sekali. Tapi daripada beresiko, Arya pun memilih untuk memperbaharui KTP dan SIM saja, dan akan kembali ke Surabaya lagi untuk mengurus KUA.

Terserahlah. Yang penting, akhir bulan ini, semua urusan yang berkaitan dengan KUA harus sudah jelas. Nggak pakai menunda-nunda dan menganggap gampang lagi, ya?

 
- indie -


* Gambar diambil dari sini.

Monday, October 4, 2010

Oktober!



Memang belum saatnya panik, tapi tekanannya mulai terasa. Oktober baru saja datang. Oktober yang selalu mengingatkanku akan gurita gendut. 

Hujan masih terus mengguyur dan hawanya panas sekali - tak jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.

Tapi, semua tugasku di bulan September berhasil kuselesaikan. Yippie!

Friday, October 1, 2010

Cari-Cari Cincin Pernikahan


Ya-ya-ya. Memang nggak ada aturan yang mewajibkan sebuah pernikahan untuk menggunakan cincin. Tapi apa salahnya juga menggunakannya? Walaupun nggak ada di agama, itu ada di kebudayaan - meski asalnya dari daratan Eropa.

Kami pun 'berburu' cincin.

Karena telah cocok dengan toko tempat kakakku Dadok membuat cincin pernikahannya dulu, kami nggak terlalu repot survey dan membandingkan harga. Kebetulan, seleraku untuk perhiasan biasa saja.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...